Media sosial saat ini memang sudah menjadi sebuah
kebutuhan baru di masyarakat. Tidak terkecuali denganku. Tidak menggunakan
sosial media dalam sehari itu pasti rasanya ada yang kurang. Apalagi buat
orang-orang yang single sepertiku
hehehe…. Karena dengan adanya media sosial seperti BBM, facebook, twitter, line, instagram, dan
sebagainya kita bisa berkomunikasi dengan teman tanpa ada batasan jarak dan
waktu. Media sosial pun menjadi hiburan tersendiri buatku.
Aku memang baru beberapa minggu terakhir ini sangat
aktif di media sosial. Biasanya hanya sekali-sekali. Mungkin karena sedang
berusaha move on dan sedang mencari
hiburan. Tapi, ada yang berbeda dengan hari ini. Hari ini aku reunian bareng
teman-teman SD-ku di BBM (Cah gaya
amat reunian, padahal cuma BBM-an doang J). Waah seru banget bisa chating-an sama mereka. Awalnya hanya aku, Ratih dan Achir yang
aktif dan bergabung di obrolan. Itupun Achir hanya sekali-sekali menyumbang
suara. Aku sama Ratih berdebat soal kapan kita ngumpul dan liburan bareng ke
pulau Senja. Soalnya sekarang-sekarang ini tugas lagi numpuk dan sebentar lagi
final. Obrolan pun beralih ke soal puisi, dan tidak lama Hadra dan Ummu bergabung.
Diskusi kami semakin seru, walaupun hanya kami berlima. Apalagi waktu Achir
bilang hanya dia sendiri yang cowok di
obrolan. “ Biar mi Chir, kita borongi kamu di sini,” komentar Ummu. Ratih juga
balas, katanya mau undang Ikram dan Ikbal gabung ke obrolan supaya Achir ada
teman cowoknya.
“Habis juga saya diborongi di sini,” Achir
Ide jahil pun langsung terlintas di otakku. “Achir,
kamu yang paling cantik di sini,” kataku.
“Hahaha.”
Balas Achir.
“Hahaha.” Balas Ummu
“Cantik tapi cucok.” Balas Hadra
“Pak polisi cantik toh?” Aku menimpali lagi
Di balas tawa oleh yang lain. Hingga aku berujar
“Kurang seru karena tidak ada si Endut.” (Yang aku maksud di sini itu adalah
Ainil, sobat kami yang… gitulah hehe pisss)
Ummu pun bertanya gimana kabarnya Ainil. “ Dia lagi
stress, banyak tugasnya. Tahun depan sudah mau wisuda, dia sudah disuruh buat
skripsi sekarang” jawabku asal
Ummu, Hadra, dan Ratih ternyata menanggapiku serius.
Padahalkan aku hanya bercanda, hehehe… Aku pun menjelaskan kalau itu hanya
tugas Ainil di mata kuliah penelitian. Setelah beberapa saat, obrolan seru
itupun mulai hening. Satu persatu mulai hilang teks-nya, ditelan kesibukan
masing-masing. Aku juga sudah asyik di dunia nyataku yang sedang latihan
menulis berita di kantor Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Kendari. Entahlah
mereka, di lain tempat sana.
Selesai Mahgrib, aku BBM Ratih, aku meminta dia membaca tulisanku di blog. Kami juga
sempat curhat-curhatan sedikit tentang “pacaran” dan keenggananku melakukannya
lagi. Yah jadi ingat lagi kan, tapi tenang saja aku sudah tidak segalau itu. Setelah
itu aku buka Line. Ratih sudah
membuat grup untuk kami. Tapi anggotanya baru aku sama Achir. Aku pun
menambahkan Achir ke dalam kontakku. Kemudian aku meng-upload 2 foto lama kami
waktu lagi ngumpul-ngumpul di rumahnya Sri. “Ahaha haruskah kamu upload ini
barang?” komentar Ratih.
“ Hehehe, masih ada yang lain. Saya upload lagi
nah?” Ujarku.
Kemudian aku membuka galeri dan memilih-milih
foto-foto kami. Ada satu foto di mana saat itu Ratih tidak mengenakan hijab.
Foto itu diambil dua tahun lalu saat kami sedang masiara di rumahnya Ratih.
Tanpa pikir panjang dan menimbang-nimbang dampaknya aku langsung mengupload
foto tersebut. Juga foto Ratih yang sedang tidak sadar kalau aku memotretnya
saat ngumpul bareng di rumahnya Sri. Tindakan yang pastinya segera aku sesali.
Ratih marah besar rupanya, akibat foto tersebut. Dia
langsung menghapus Achir dari grup dan mengomeliku habis-habisan. Tidak mau
memperpanjang masalah aku segera menghapus dua foto tersebut. Tapi Ratih sudah
terlanjur kebakaran jenggot. Meskipun aku sudah minta maaf berkali-kali,
tampaknya dia tidak peduli. Dia malah meng-update
status di BBM tentang aku yang
menyebarkan foto jeleknya. Tidak hanya itu, dia juga melampiaskan kemarahannya
lewat facebook dan meng-screen shot statusnya tersebut dan
dijadikan foto DP BBM-nya.
Aku pun keringat dingin. Tidak menyangka kejahilanku
ternyata berdampak besar seperti ini. Rasa bersalah juga menyergapku. Kenapa
aku terlalu bodoh melakukan hal tersebut. Aaah… ternyata Ratih segitu marahnya
dengan kelakuanku. Padahal baru saja kita tertawa bersama, curhat bareng, baru
saja aku senyum-senyum jahil, dan sekarang…. Aku yang dari sono-nya sudah
cengeng jadi mewek. Inilah akibat dari kejahilanku yang sangat aku sesalkan.
Aku pun BBM Ratih,
meminta maaf atas kekhilafanku tadi. Tak ada respon. Aku juga update status di BBM dengan ucapan permohonan maaf kepada Ratih. Malu, menyesal,
rasa bersalah bercampur aduk dalam benakku. “Aku sudah merusak hari yang
seharusnya berlalu dengan indah ini,” gumamku. Aku kembali BBM Ratih, mengucap maaf, mengakui kesalahan dan berkata bahwa
tidak ada bedanya dia dengan diriku. Karena dia sudah menyebarkan kejelekanku
ke semua orang dengan meng-update
status di facebook dan dijadikan foto DP di BBM.
Sekali lagi aku meminta maaf dan menyesali semuanya.
Ternyata kata-kataku dapat meluluhkan hati Ratih.
Dia yang tadinya me-read BBM-ku saja
tidak sekarang jadi membalas dengan kata iya. Tapi aku terus-terusan meminta
maaf. Secara aku benar-benar tidak enak sama dia. Tapi dengan besar hati Ratih
mau memaafkanku dan aku berjanji hal seperti ini tidak akan terulang lagi. Yang
benar saja, kita sudah jarang bertemu masa harus berantem lagi. Kekanak-kanakan
banget kan yah? Hehehe….
Yang jelas hal ini memberikan pelajaran berharga
buatku untuk lebih berhati-hati lagi dalam berbicara maupun meng-upload foto dan update status di media sosial. Agar tidak menyinggung perasaan
orang lain. Apalagi yang prinsipil sekali bagi orang lain. Teman-teman, kapan
kita bertemu dan reunian di dunia nyata. Ngobrol, bercanda, dan berantem
sepuasnya dengan suara dan mata. Bukan hanya dengan teks.
Senin, 1 Juni 2015
Salam rindu buat
kalian teman-temanku alumni SDN 18 Baruga tahun 2007 J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar