Sedari
tadi aku sibuk bergelut dengan laptop. Mataku menatap layar laptop yang sudah
sangat membosankan ini namun aku tak bisa lepas darinya. Sementara jari-jariku
menari di atas keyboard dengan anggun (sedikit lebay). Sesekali aku menengok handphone dan membalas BBM teman.
Awalnya
aku mengedit tulisan dan memasukkannya di blog, juga membaca tulisan-tulisanku
sebelumnya. Ternyata sudah lumayan banyak perubahan cara menulisku hehe. Setelah
itu aku membuat konsep untuk tugas promosi dan periklanan. Terakhir aku membuka
file foto-foto, niatnya untuk mencari
foto yang bagus untuk ditampilkan di video tugasku nanti. Tapi aku malah asyik
melihat foto-foto tersebut dan sibuk membayangkan moment-moment dalam foto itu. Sesekali senyum terukir di wajahku.
Di
BBM banyak yang ramai-ramai memasang foto ataupun membuat status mengenai malam
Nisfu Sya’ban yang jatuh pada hari ini. Juga di media sosial lainnya, banyak
yang mengucap maaf dan semacamnya. Entah mengapa aku paling malas ikut-ikutan
melakukan hal serupa. Bukan karena tidak antusias dengan makna di baliknya.
Hanya saja aku tidak mau melakukan sesuatu hal karena ikut-ikutan dengan orang
lain atau karena banyak orang yang melakukannya.
Sama
halnya dengan 1 Juni yang diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Aku juga
tidak meng-update status di akun
media sosialku mengenai hari ini dengan mengucapkan selamat hari ulang tahun
Pancasila, atau kalimat sejenisnya seperti yang banyak dilakukan orang-orang.
Begitu juga dengan hari-hari besar lainnya.
Menurutku buat apa kita meng-update status mengenai suatu hari? Apa
hanya untuk sekedar ikut-ikutan, atau supaya dibilang tidak kudet? Entah karena apapun itu, yang
dipertanyakan justru apa yang telah kita lakukan untuk hari ini? Bagaimana cara
kita memaknainya. Tidak salah sih, kalau orang-orang lain melakukan hal
tersebut, karena setiap orang memiliki prinsip dan pendapat masing-masing.
Meramaikan media sosial kan tidak ada salahnya. Apalagi kalau bisa menjadi trending topic.
Di
sini aku hanya menuliskan pendapat pribadiku. Aku juga belum tentu benar.
Pengetahuanku juga masih terlalu dangkal. Aku pun tak menyalahkan orang-orang
yang melakukan hal-hal seperti di atas. Hanya untuk menjadikan bahan renungaku
saja.***
#justsay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar